Mencicipi Kuliner Kota Melayu Deli

Adakah yang bingung dimana itu Kota Melayu Deli? Saya pun baru tahu kalau itu adalah sebutan lain untuk kota Medan. Tidak perlu diceritakan ya mengenai sejarahnya, bisa habis dua halaman nanti. :P

Ketika seseorang yang saya kenal tahu kalau saya mau ke Medan, otomatis terlontar pernyataan : “ngapain?” Medan memang tidak lazim menjadi tujuan wisata, kebanyakan tahunya Bali dan Lombok. Tapi sebenarnya Medan juga punya tempat wisata yang bagus-bagus dan tentunya kuliner yang nikmat. Sebagai pasangan pecinta makanan dan juga tukang makan, mampir ke tempat kuliner terkenal di kota tujuan itu wajib. Postkali ini saya akan coba ulas tiga kuliner yang kebetulan kami icip-icip.

Kedai Mie Aceh Titi Bobrok

Mie Aceh Seafood
Konon namanya berasal dari bahasa melayu, Titi yang artinya jembatan yang menandakan lokasi kedai ini berdekatan dengan sebuah jembatan yang rapuh. Waktu kesini kondisinya hujan di malam hari jadi saya tidak melihat ada jembatan. Kedai mie yang berlokasi di Jalan Setiabudi ini menyajikan makanan khas Mie Aceh dan Nasi Goreng. Begitu duduk, pramusaji akan mendatangi kita dan mencatat pesanan. Tidak ada buku menu, jadi saya hanya memesan dari makanan berdasarkan info dari pramusajinya. Mie Aceh disini bisa dipilih untuk disajikan dengan jenis mie goreng, mie kuah, atau mie basah (mie goreng dengan sedikit kuah). Kita juga bisa memilih isiannya, daging atau seafood.

Saya sekeluarga memesan menu yang sama, Mie Aceh Seafood. Tidak mengecewakan! Satu piring mie kuning menggunung dengan potongan cumi, udang, dan satu ekor kepiting. Nikmat sekali karena jumlah seafoodyang diberikan sangat generous. Bumbunya enak sekali, tapi saya mengharapkan yang lebih pedas (ternyata harus minta pedas). Karena kurang pedas jadi saya merasa bumbunya kurang tebal atau ga nendang. Tapi termaafkan dengan banyaknya seafood yang menghiasi piring saya.

Tempatnya sendiri terdapat dua lantai yang semi terbuka, tidak dalam ruangan utuh salah satu sisinya hanya dipagari. Untuk yang merokok silahkan duduk di lantai dasar, sementara yang ingin bebas asap rokop bisa ke lantai dua. Lantai dua juga kelihatan lebih bersih dan baby friendly. Kedai ini walaupun bukan sekelas restoran, menyediakan high chair untuk bayi dan juga pojok bermain untuk anak-anak (ada perosotan dan lainnya).
Kedai ini ramai sekali, walaupun tempat memasak mie acehnya mencapai sekitar 8 kompor jadi harus bersabar mengantri apalagi jika pesan dibungkus.

Tenda Nelayan / Nelayan Jala-Jala

Siomay Kepiting
Terletak di Merdeka Walk di area Lapangan Merdeka yang merupakan tempat nongkrong muda mudi kota Medan. Terdapat dua tempat yang rupanya dalam satu kepengurusan yang sama, yaitu Tenda Nelayan dan Nelayan Jala-Jala. Keduanya memiliki menu yang sama persis tetapi berbeda lokasi (masing-masing satu ke arah kanan dan kiri pintu utama) dan seragam karyawan yang sama.

Makanan yang khas dari Tenda Nelayan adalah seafood. Begitu duduk, kita akan ditawari nasi bungkus di atas nampan atau dim sum. Bisa juga memesan makanan ala carte yang ada di buku menu. Berhubung sudah malam dan lapar, saya dan Beni pesan dim sum yang ditawarkan saja. Kami pesan siomay udang, siomay ayam, siomay kepiting, hakau, dan lumpia. Lucunya semua makanan mengandung udang, padahal berkedok ayam dan kepiting.

Tempat ini tidak recommendeduntuk bayi. Kemarin saat kami kesana, mereka tidak punya high chair untuk bayi, hanya kursi kayu untuk anak-anak. Selain itu, lokasinya terbuka jadi banyak yang merokok.

Restoran Tip Top

Bistik Daging
Berlokasi di kawasan Kesawan (awas keserimpet bacanya!) atau daerah pecinan, sepertinya. Hanya berjarak beberapa meter dari kawasan wisata Tjong A Fie Mansion. Restoran ini bernuansa jaman dulu yang menyajikan masakan Westernjaman Belanda, Chinesse, dan sedikit masakan Indonesia. Dikenal juga sebagai resto ice cream & bakery yang tentunya jenis es dan kue yang dijual benar-benar pakai resep jaman dulu, tanpa emulsifier, fondant, dan pewarna. Untuk kue, mayoritas menggunakan mocca, meises, dan keju yang dihias dengan buttercream.

Disini saya dan Beni makan sepiring berdua, biar romantis (padahal masih kekenyangan setelah makan siang dua porsi plus satu di rumah nenek. Ups!). Kami memesan Sup Asparagus Kepiting, Bitterballen, dan Bistik Daging, semuanya enak. Saya paling berkesan makan bitterballen dan bistik daging, keduanya meninggalkan rasa yang kuat di lidah walaupun sudah habis.
Bitterballen
Kita juga dapat memilih untuk duduk di teras dengan meja dan kursi kecil yang cocok untuk ngopi sambil makan kue, ruangan tengah yang satu mejanya cukup untuk 4 (empat) orang, atau ruangan paling dalam yang merupakan no smoking area dengan meja dan kursi besar yang cukup untuk 8 (delapan) orang. Restoran ini juga baby friendly, mereka menyediakan high chair dan kondisi ruangan no smoking area yang nyaman.


 Kuliner di Medan tidak mengecewakan. :)

0 Response to "Mencicipi Kuliner Kota Melayu Deli"

Posting Komentar

Postingan Populer