Stroller vs Carrier


Selamat Tahun Baru 2016! Telat banget memang ya, hehe. Semoga di tahun yang baru ini, kita masih diberi kesempatan untuk mampir-mampir ke tempat yang baru dan saya semakin rajin menulis. Hihihi.

Hal yang selalu menjadi sebuah dilema bagi saya dan Beni ketika hendak bepergian bahkan untuk ke mall. Maklum di Balikpapan ini, tidak semua mallnya memiliki fasilitas lift dan kalau ada pun terkadang lift nya dalam perbaikan. Sering sudah bawa strollertaunya tidak bisa pakai lift, hingga dibawalah keduanya untuk jaga-jaga. Begitu pun saat kami perjalanan mudik ke Bandung beberapa waktu lalu, karena bingung ya sudah bawa saja semuanya. Pada dasarnya saya lebih suka Emil duduk di strollerkarena saya jadi leluasa untuk melakukan hal lain. Tapi saya juga senang gendong Emil pakai carrier karena fleksibel tidak perlu memikirkan jalur yang harus dilewati, asal tidak berlama-lama berat juga gendong Emil walaupun carriernya sudah yang ergonomis.

Kenyataannya, membawa strollerke Bandung hanya mengurangi jatah bagasi pesawat dan oleh-oleh pun harus berkorban untuk tidak ikut terbang. Hiks. Tapi berguna juga ketika kami bepergian di Tangerang. Nah, inilah trade off dari sebuah stroller.

Stroller

Cocok digunakan di tempat yang datar
Roda strollerakan cepat rusak kalau dipakai di jalanan berkerikil batu dan sepertinya kurang nyaman untuk bayi terutama yang lagi tidur. Kalau bepergian ke mall, supermarket, dan jalanan komplek, stroller merupakan pilihan yang pas buat saya. Rata-rata mall punya lift yang bisa mengakses seluruh sudut gedung (kecuali beberapa mall di Balikpapan) jadi sangat nyaman untuk membawa stroller. Apalagi mall di Jakarta dan sekitarnya itu luas-luas, bisa encok kalau harus gendong seharian. Saya juga sering membawa stroller saat belanja bulanan di supermarket karena lebih leluasa melihat-lihat dan mengambil barang.

·      Cocok digunakan saat bepergian di jam tidur bayi
Kalau kami pergi di sekitaran jam tidur Emil, kami pasti menggunakan strollerketika sampai di tempat tujuan supaya Emil bisa melanjutkan tidurnya sampai dia puas.

·       Bisa dipakai sebagai kursi makan bayi
Terkadang kami pergi keluar hanya untuk makan. Kalau kursi makan di restoran sedang terpakai semua atau memang tidak disediakan baby chair, terpaksa Emil duduk dan makan di stroller.

·       Lebih mudah digunakan jika ada teman bepergian
Pernah beberapa kali saya pergi berdua dengan Emil ke mall atau bandara dengan membawa stroller. Ketika baru sadar kalau mall nya tidak memiliki lift atau harus berjalan ke sudut bandara dengan jalan yang banyak pembatasnya (karena masih renovasi), maka saya pun jadi repot. Di mall jadi tidak bisa menjelajah selain lantai dasar dan saya pun harus bolak balik menggotong stroller berisi Emil saat di bandara. Jadi, buat saya harus ada yang menemani pergi kalau membawa stroller untuk jaga-jaga kalau ada hambatan.

Carrier

Ringkas, praktis, dan hemat
Carriertidak akan memakan bagasi jika bepergian dengan mobil atau pesawat. Memang gendongan carrier ini sangat praktis digunakan, jika dibutuhkan tinggal dipasang, kalau sedang tidak dipakai bisa masuk tas atau digendong di badan. Pokoknya mudah dipakai dan dilepas tanpa repot seperti stroller. Nah, membawa carrier juga bisa dibilang hemat untuk bepergian misalnya dengan pesawat. Kita bisa terhindar dari over baggage charge kalau-kalau lupa memperkirakan berat stroller.

·      Bisa digunakan dimana saja
Mau jalanan serumit apapun tentu carrier akan nyaman digunakan oleh bayi karena dia ada di dalam dekapan. Saya pribadi suka sekali menggunakan carrier terutama jika pergi berdua dengan Emil.

·      Perlu otot bahu dan pinggang yang kuat
Walaupun nyaman digunakan, menggendong bayi dengan carrier juga bisa menyebabkan kelelahan bahu jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan bobot bayi yang berat. Kalau saya maksimal gendong Emil yang berbobot 8.5 kg hanya bisa 2-3 jam, setelah itu gentian sama bapaknya. Hehe

·      Cocok digunakan untuk fast traveling
Fast traveling itu adalah istilah untuk pelancong yang jadwalnya padat karena mengunjungi banyak tempat wisata dalam satu hari. Ini tipikal pelancong Indonesia nih, hehe. No offense, ya! Nah, kalau waktu bepergian sempit dan kejar tayang, maka lebih mudah pakai carrier. Sampai tempat wisata berkeliling, foto-foto, langsung pergi lagi. Bayi tetap digendong dan tidak capek diangkat dan ditaruh di stroller.

Nah, kalau teman-teman lebih suka jalan dengan bayi menggunakan stroller atau carrier?

0 Response to "Stroller vs Carrier"

Posting Komentar

Postingan Populer